Cari Blog Ini

Rabu, 04 Agustus 2010

Pangeran “El Nino” dan Putri “La Nina”


Berawal ketika Festival Natal Peruvian, terjadi pemanasan di Pantai Peru. Ahli meteorologi memberikan nama fenomena Osilasi Selatan El Nino atau El Nino Southern Oscillation (ENSO). El Nino berarti seorang laki-laki, karena bertepatan dengan peringatan hari kelahiran Nabi Isa. Kebalikan dari fenomena ini yaitu pendinginan samudra Pasifik Selatan, pertama kali dinamakan dengan Anti El Nino. Untuk menghindari pengertian yang berlawanan, kemudian diberikan nama La Nina. La Nina berarti seorang perempuan.

Apakah El Nino dan La Nina Itu?
Pengukuran temperatur permukaan air laut secara global yang dilakukan oleh Universitas Wiconsin-Madison, menunjukkan bahwa temperatur Samudra Pasifik Timur (dekat dengan Ecuador, Peru, dan Galapagos) adalah hasil osilasi selatan El Nino.

Osilasi Selatan El Nino merupakan pergantian siklus pemanasan dan pendiginan permukaan Samudra Pasifik Tengah dan Timur. Pada kondisi normal, bagian samudra tersebut lebih dingin dari wilayah khatulistiwa, sebagian besar karena pengaruh angin pasat timur laut. Arus dingin mengalir naik ke Pantai Chili, hingga ke sumber air dingin di Pantai Peru.

Saat sumber air dingin menyusut, menyebabkan permukaan Pasifik Tengah dan Timur menjadi hangat karena penyinaran musim kemarau. Fenomena tersebut dinamakan dengan fenomena El Nino. Hal tersebut berpengaruh pada curah hujan di Amerika Selatan dan kekeringan panjang di Australia Timur.

Pada waktu lain, injeksi air dingin lebih hebat dari biasanya hingga menyebabkan permukaan Pasifik Timur menjadi dingin. Fenomena tersebut dinamakan dengan fenomena La Nina. Hal tersebut berpengaruh pada curah hujan panjang di Australia Timur dan musim kemarau di Amerika Selatan.

Fenomena El Nino dan La Nina

Pada peta temperatur permukaan air laut, 18 Maret 2002 (gambar 1) menunjukkan hampir seluruh Pasifik Timur tertutup air hangat dan menghapus “lidah dingin” yang merupakan ciri khas La Nina di khatulistiwa. Penelitian tentang El Nino-La Nina disampaikan oleh Tahiti dan Bureau of Meteorology dari Australia. NOOA juga melaporkan setiap sub-permukaan air menghangat, menandai terjadinya El Nino kembali.

Menurut Dr. Theodor Landscheidt, dalam hipotesisnya menyatakan bahwa fenomena matahari merupakan pemicu fenomena El Nino dan La Nina. Intensitas keduanya dan lama peristiwa menentukan siapa yang terkena banjir, siapa yang terkena kekeringan, serta berapa lama bencana terjadi.

Kapan El Nino dan La Nina Terjadi?

El Nino hebat pernah terjadi tahun 1982-1983 yang menyebabkan kekeringan panjang di Australia Timur dan Tasmania. Sedangkan pada tahun 1988, terjadi La Nina yang ditandai dengan banjir di Queensland dan new South Wales.

Pada periode 1991-1995, El Nino lebih lemah dari peristiwa tahun 1982/1983 tetapi lebih lama berakhir. Queensland dan pedalaman New South Wales menderita ketimpangan kekeringan panjang selama 4 tahun penuh karena El Nino. Baru pada tahun 1996, La Nina memperbaiki hal tersebut, curah hujan meluas ke seluruh Australia Timur.

El Nino kembali pada pertengahan 1997, diikuti dengan La Nina pada pertengahan 1998. Akhir tahun 2002, Fl Nino dan La Nina telah berkurang. Namun, penelitian El Nino-La Nina masih merupakan hal vital bagi warganegara Australia dan pantas menjadi penelitian iklim utama bagi para ilmuwan.

Telah diterbitkan di salah satu media cetak
Anna La Vidda -- 2006

0 komentar:

Posting Komentar