Advertising is by and large seen as an art – the art of persuasion – and can be defined as any paid for communication designed to inform and/ or persuade. (Paul Copley)
Copywriter vs penipu, kreatif mana? Wah kaget juga ketika mendengar pernyataan ini, walaupun reaksi berikutnya adalah tertawa. Akan tetapi, benarkah seorang copywriter itu menipu? Mari kita lihat, di kalangan masyarakat awam, kita sering mendengar, “Awas, jangan jadi korban iklan!” atau “Jangan tertipu oleh iklan!” Nah lo, siapa otak penipuan itu?? hehe. Copywriter pun akan angkat bicara, “Kami tidak bermaksud menipu, hanya memenuhi permintaan klien saja.” Semakin iklan tersebut mampu mempengaruhi khalayak, semakin tinggi nilainya.
Pada dasarnya, iklan merupakan sarana komunikasi yang digunakan komunikator (dalam hal ini perusahaan atau produsen) untuk menyampaikan informasi tentang barang atau jasa kepada publik, khususnya pelanggannya melalui suatu media. Selain itu, semua iklan dibuat dengan tujuan yang sama, yaitu untuk memberi informasi dan membujuk para konsumen untuk mencoba atau mengikuti apa yang ada di iklan tersebut, dapat berupa aktivitas mengkonsumsi produk dan jasa yang ditawarkan.
Dalam membuat iklan, seorang copywriter dituntut memahami beberapa elemen, di antaranya elemen heard words, music, seen words, picture, colour, dan movement. Idealnya, seorang copywriter juga memahami penulisan script film (namun hal ini tidak mutlak). Suatu iklan, baik komersial maupun corporate, diharapkan memiliki efek atau pengaruh. Menurut Hierarchy of effects’ steps, efek iklan tersebut adalah the message (pesan), messages are sent/put unto effect (pesan disampaikan), the messages are received (pesan diterima), understandings are taken from them (pesan mulai dimengerti), the effects of these understandings on thought and attitude take place (pengaruh dari pengertian tersebut diimplementasikan melalui pemikiran dan sikap), dan a change behaviour follows (ada perubahan sikap yang mengikuti). Hal inilah yang jadi perbedaan antara copywriter dan penipu.
Tidak terbayangkan jika kita menonton sinetron atau acara televisi lainnya tanpa ada iklan, pasti teaser-nya tidak akan terasa, hehe. Terakhir, mari kita ikuti salah satu pesan sponsor berikut.
Produk: Kartu Perdana Fren
Tuti adalah seorang siswi SMA. Ketika tiba di sekolah, ia terlambat, pintu gerbang dikunci, dan ia tidak boleh masuk.
Tuti: Tunggu Pak, jangan ditutup dulu gerbangnya!!!!
(Lari menuju gerbang sekolah)
Pak satpam: Tidak boleh!!!! Tuuh!! (Sambil menunjuk jam dinding)
Tuti: Yaaahhh…… (Dengan wajah kecewa)
“Tuti telepon Mama”
Mama: Iya sayang, kenapa??
Tuti: Ma, aku telat!!!
(Seketika telepon ditutup)
Mama: Halo, halo, sayang???!!!
“Papa menemukan kunci duplikat baru yang hilang, kemudian telepon Mama”
Mama: Iya, Pa!!
Papa: Ma, aku dapat yang baru loooh!!!
(Seketika telepon ditutup)
Mama: Papa!!!???
Aaaarrrggghhh………
Anakku hamil,,,suamiku kawin lagi!!!???
Fren……… !!! !!!
Makanya!!! Ngomong jangan setengah-setengah!!! Pakai Fren,,gratis telepon sesama Fren!!! Murah ke semua operator!!!
MM2100, 7 April 2010
SEO Master Award 2012
12 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar